"kata-kata
yang belum keluar dari lisanmu itu masih menjadi milik mu, tetapi
kata-kata yang telah terlontar dari mulutmu itu sudah bukan lagi jadi
milik mu tapi sudah menjadi milik orang lain"
Maka berhati-hatilah dengan kata2 yg telah terucap, sebab bisa menyebabkan orang bahagia dan senang tapi juga bisa menjadi tersinggung, marah atau menimbulkan kebencian.
Perhatikanlah kata-kata yang terucap, sebab yang diikat dari diri kita
bukan tangan kita, akan tetapi dari ucapan kita. Dalam sebuah kata
hikmah disebutkan "Jikalau pedang lukai tubuh, masih kan ada harapan
sembuh. Tapi jikalau lidah lukai hati, kemana obat hendak dicari".
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda "Keimanan seorang hamba
tidak akan lurus sebelum lurus hatinya, dan hatinya tidak akan lurus
sebelum lurus lisannya"
Jadi lisan yang menjadi
kunci pokok akan lurusnya hati seseorang. Demikian pula Umar bin
Khattab ra berkata : "barang siapa yang banyak bicaranya banyak
kekeliruannya, barang siapabanyak kekeliruannya banyak dosanya, dan
barang siapa banyak dosanya maka neraka adalah tempat yang pantas
baginya"
Olehnya jagalah lisan-lisan kita, sebab nilai diri
kita tergantung dari apa yang keluar dari lisan kita. Memang lidah tak
bertulang (walau sebenarnya dalam biologi lidah mempunyai tulang rawan),
memang kata-kata yang terlontar dari lisan begitu mudah dan enteng,
namun dampaknya sangat dahsyat, diriwayatkan oleh imam Tirmidzi :
"sesungguhnya ada seseorang yang mengucapkan kalimat yang ia anggap
biasa tetapi karenanya ia terjun keneraka sejauh tujuh puluh tahun"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar