Translate

Sabtu, 12 Juli 2014

BUKAN NEGARA ISRAEL MELAINKAN YAHUDI ZIONIS



Oleh: Syaikh Rabi’ ibn Hadi ‘Umair al-Madkhaly
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah , keluarga, para sahabat, dan para pengikut petunjuk beliau .
Amma ba'du:
Ada sebuah realitas aneh nan buruk yang telah menyebar di tengah-tengah kaum muslimin, yaitu penamaan negeri Yahudi yang dimurkai Allah Ta'ala dengan nama Israel, sebab Israel adalah julukan untuk Nabi Ya'qub Alaihissalam.
Saya belum pernah melihat seorangpun mengingkari kenyataan yang berbahaya ini. Kenyataan yang telah menjamah kemuliaan seorang rasul mulia dari para penghulu Rasul, yaitu Ya'qub yang telah dipuji oleh Allah Ta'ala bersama dengan kedua bapaknya yaitu Ibrahim dan Ishaq di dalam Kitab-Nya yang mulia. Dia berfirman:
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik." (QS. Shad: 45-47)
Ini adalah kedudukan Rasul yang mulia di dalam Islam. Maka bagaimanakah dia diidentikkan dengan orang-orang Yahudi dan mereka diidentikkan dengannya?
Banyak di antara kaum muslimin menyebut nama beliau dalam kontek pencelaan terhadap negeri Yahudi ini, misalnya mengatakan berkata: "Israel telah berbuat begini dan begitu." (Atau mungkin: "Terkutuklah Israel!", "Israel biadab" dlsb.)
Dalam pandangan saya, ini adalah perkara mungkar yang tidak boleh ada. Lebih-lebih lagi menjadi fenomena yang menyebar di tengah-tengah mereka tanpa pengingkaran.
Oleh karena itu, kami sodorkan pertanyaan ini berikut jawabannya.
Apakah boleh menamakan negeri Yahudi kafir yang keji itu dengan nama Israel, atau Negara Israel, kemudian mengarahkan cacian dan celaan kepadanya dengan nama Israel?
Jawaban yang benar, bahwasannya yang demikian itu tidak diperbolehkan.
Orang-orang Yahudi telah membuat makar besar dengan menjadikan haknya sebagai hak yang resmi dalam mendirikan sebuah negera di jantung negeri kaum muslimin dengan mengatasnamakan warisan Ibrahim dan Israil .
Dan membuat makar besar dengan menamakan negara zionisnya dengan nama negara Israel.
Tipu daya mereka atas kaum muslimin telah berlangsung lama. Saya tidak mengatakan atas orang-orang awam saja, bahkan atas sebagian besar para cendekiawan. Maka merekapun menggunakan nama Negara Israel, bahkan nama Israel secara mutlak dalam banyak berita, koran, majalah, dan pembicaraan mereka. Apakah sekedar berita, atau dalam bentuk celaan, cacian, bahkan laknat. Itu semua terjadi di tengah-tengah kaum muslimin. Sungguh sangat disayangkan bahwa kita tidak pernah mendengar adanya pengingkaran.
Allah Ta'ala telah mencela orang-orang Yahudi di dalam banyak ayat. Dia melaknat mereka, dan menceritakan kepada kita tentang kemurkaan atas mereka. Akan tetapi dengan penyebutan nama Yahudi, dan orang-orang kafir dari Bani Israil, tidak dengan nama Israil, Nabi mulia Ya'qub putra Nabi yang mulia Ishaq, putra Nabi yang mulia Ibrahim khalilullah .
Orang-orang Yahudi tersebut sama sekali tidak memiliki ikatan keagamaan dengan Nabi Israil Ya'qub , tidak juga dengan Ibrahim .
Mereka tidak memiliki hak apapun dalam warisan keagamaan keduanya . Warisan tersebut khusus kepada orang-orang mukmin. Allah Ta'ala telah berfirman:
••
"Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi Ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 68)
Allah Ta'ala berfirman menceritakan berlepas dirinya Ibrahim dari Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrik:
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." (QS. Ali Imran: 67)
Kaum muslimin tidak mengingkari bahwa orang-orang Yahudi adalah termasuk keturunan Ibrahim dan Israil , akan tetapi mereka menetapkan bahwa orang-orang Yahudi termasuk musuh-musuh Allah, dan musuh rasul-rasul-Nya. Di antara para Nabi tersebut adalah Muhammad , Ibrahim dan Israil . Mereka telah memutuskan bahwa antara para Nabi dan musuh-musuh mereka dari orang-orang kafir tidaklah saling mewarisi, apakah Yahudi, Nasrani, atau musyrik bangsa Arab dan selain mereka.
Sesungguhnya manusia yang lebih berhak terhadap Ibrahim dan seluruh para Nabi adalah kaum muslimin yang beriman terhadap mereka, mencintai, memuliakan dan beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada mereka yang berupa kitab dan lembaran-lembaran. Mereka menjadikan keimanan ini termasuk asas agama mereka. Maka kaum musliminlah manusia yang lebih berhak terhadap mereka -para nabi Allah itu.
Bumi Allah Ta'ala hanyalah untuk para hamba yang beriman kepada-Nya, dan kepada para Rasul yang mulia. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (Surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah). Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 105-107)
Musuh-musuh para Nabi tidak memiliki hak waris di permukaan bumi ini, dan bagi mereka adzab api neraka abadi di akhirat.
Sungguh sangat mengherankan keadaan kaum muslimin yang menerima orang-orang Yahudi dengan klaim pewaris bumi Palestina, dan mencari Haikal Sulaiman yang telah mereka kufuri, dan mereka tuduh dengan tuduhan keji. Mereka adalah musuh bebuyutan Nasi Sulaiman dan nabi-nabi Bani Israil selain beliau.
Allah Ta'ala berfirman:
"Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?" (QS. Al-Baqarah: 87)
Maka bagaimana mungkin sebagian kaum muslimin menerima klaim batil -minimal dengan sikap mereka- ini bagi mereka? Dan menamakan mereka dengan nama Israel dan Negara Israel ?!
Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar mukmin kepada Muhammad , kepada para rasul dan risalah mereka -demi Allah- pasti akan mendapati suatu hari mereka menjadi kekasih-kekasih Allah, kekasih para nabi dan rasul-Nya.
Maka hendaknya kaum muslimin mengembalikan diri mereka secara aqidah dan manhaj dengan bertitik tolak dari kitab Rabb mereka, dan sunnah Nabi mereka , dari sunnah para sahabat beliau, dan dari petunjuk para pengikut mereka yang setia, dari kalangan para tabi'in dan para imam agama ini. Dikarenakan ini adalah sarana terbesar untuk kemenangan mereka dari para musuh, juga untuk kejayaan, kebahagiaan, dan kemuliaan mereka di dunia dan akhirat.
Hendaknya mereka membersihkan tangan-tangan mereka dari hawa nafsu, bid'ah, serta fanatik terhadap kebatilan dan pelakunya. Kemudian bersegera secara bersungguh-sungguh dalam menyiapkan sarana persenjataan dengan segala bentuknya. Termasuk yang mesti dilakukan adalah persiapan dan pelatihan kemiliteran sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya .
Allah Ta'ala berfirman:

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu." (QS. Al-Anfal: 60)
Kekuatan, dalam ayat ini mencakup segala kekuatan dari berbagai persenjataan yang membuat para musuh melarikan diri.
Rasulullah telah bersabda:
أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ
"Ketahuilah, bahwa kekuatan itu adalah lemparan, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah lemparan, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah lemparan."
(HR. Muslim (3541))
Lemparan di sini adalah segala alat persenjataan yang dilemparkan. Maka semua itu wajib diadakan, adakalanya dengan membuat, membeli atau selain keduanya.
Sekali lagi saya sangat terheran-heran terhadap penisbatan para nabi yang mulia terhadap negara keji, kaum terkutuk dan pendusta itu. Maka dikatakan dalam berita-berita tentangnya dan cacian terhadapnya: "Israel, Negara Israel." Seakan-akan bahasa kaum muslimin yang luas telah menyempit sehingga tidak mendapatkan nama kecuali nama ini.
Apakah mereka telah berfikir tentang masalah ini, apakah perkara ini menjadikan keridhaan Allah Ta'ala Atau keridhaan Rasul-Nya ?
Apakah penamaan itu menjadikan Nabi Allah Israil ridha atau malah menyakiti beliau seandainya beliau hidup?
Tidakkah mereka mengetahui bahwa celaan dan cacian yang dihadapkan kepada orang-orang Yahudi dengan nama beliau akan berpaling kepada beliau tanpa mereka sadari?
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi , bahwa beliau bersabda:
أَلَا تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ
"Tidakkah kalian heran bagaimana Allah Ta'ala memalingkan dari diriku cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka. Mereka mencaci orang yang tercela, serta melaknat orang yang tercela, sementara aku adalah Muhammad (orang yang terpuji)." (HR. Bukhari (3269), an-Nasa'i (3384))
Maka bagaimanakah kalian -kaum muslimin- memalingkan celaan, laknat dan cacian kalian terhadap musuh-musuh Allah kepada nama seorang nabi yang mulia dari nabi-nabi Allah dan Rasul serta pilihan-Nya?
Jika ada seorang yang berkata: "Di dalam Taurat ditemukan penamaan mutlak semacam ini."
Maka kita jawab: "Yang demikian ini tidak jauh dari perubahan-perubahan yang dilakukan oleh ahli kitab, sebagaimana disaksikan oleh Allah Ta'ala atas mereka bahwa mereka telah merubah-rubah kitab Allah dengan tangan-tangan mereka kemudian berkata ini dari sisi Allah. Bahkan di dalam Taurat yang telah dirubah terdapat tuduhan kekufuran dan keburukan terhadap nabi-nabi Allah. Maka bagaimanakah berhujjah dengan kitab-kitab mereka sementara demikian halnya keadaan mereka?!
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar memberikan taufik kepada seluruh kaum muslimin kepada apa yang Dia cintai dan ridhai dari perkataan dan perbuatan. Sesungguhnya Rabb kita benar-benar Maha mendengar do'a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar